Jumat, 14 Oktober 2011

The Beginning....

       Tak seperti biasanya malam hari ini bulan berwarna pucat, entah mengapa dia yang terbiasa ditemani oleh para bintang tak bisa hadir menemaninya malam itu, atau hanya aku yang tak bisa melihat kehadiran mereka yang biasanya berada mengelilingi sang rembulan. Dan di atas atap rumahku ini angin malam mulai terasa menyerangku dan menyergapku dengan dinginnya yang khas, mungkin akan sedikit tercium aromanya jika pada saat itu hidungku sedang tak tersumbat.
      "Ahh mengapa di saat seperti ini hidungku tak bisa berfungsi dengan baik", gumamku seraya aku mengusap hidungku kiri ke kanan. Dan saat itu juga aku di kagetkan oleh suara Albert, adikku yang tergolong iseng itu. 
      "Hei Kaithlyn kau dimana? Di bawah sana ada temanmu yang sedang mencarimu".
      "Apakah itu Tina?", sahutku yakin karena Tina memang Sering berkunjung ke rumah. "Aku akan turun sebentar lagi, suruh saja dia masuk dulu", sahutku langsung setelah ku melompat masuk kamarku dari jendela kamarku itu. Dan tampak wajah agak kaget dari Albert itu namun kuacuhkan saja toh apa pentingnya.
      Setelah turun dari atap aku berpikir, Tina memang sering berkunjung kerumahku, tapi ini hal yang luar biasa karena dia berkunjung ke rumahku disaat malam seperti ini karena dia bukanlah seorang gadis yang suka keluar malam malam seperti ini. Dari luar dia terlihat gadis yang pendiam dan penuh akan misteri, padahal dibalik itu semua Tina hanyalah seorang yang easy-going, dan mudah beradaptasi dengan lingkungan teman yang baru. Oh dan hanya dia yang memanggilku dengan panggilan Kat karena menurutnya panggilan itu lebih mudah diucap dan tidak menyusahkannya.
      "Hai Kat.. kemarilah aku membutuhkanmu", Tina berbicara sedikit berteriak namun dengan wajah yang tampak sangat gelisah.
      Wajah tersebut langsung membuatku khawatir dan segera meningkatkan kecepatan langkahku untuk turun dari tangga dan menghampirinya.
      "Apa yang terjadi padamu Tina? Apa kamu baik baik saja?, tanyaku sambil berusaha menenangkan dirinya yang tampak agak pucat itu.
      "Apa kau tahu apa yang baru saja kualami Kat?"
      "Apa yang telah terjadi padamu? Apa kau telah dirampok? Apa kau baru saja mengalami sebuah kejadian buruk?". Potongku
      "Semacam seperti itu, namun kejadian buruk ini sepertinya tak akan bisa aku hindari untuk selamanya Kat, hal ini akan terus bersamaku entah sampai kapan. Mungkin akan terus bersamaku sampai aku tua nanti", lanjutnya dengan suarayang terkesan gelisah.
      "Just tell me Tina apa yang terjadi, karena kita sahabat, benar kan?" kataku tetap berusaha menghiburnya.
      "Hei Kat.. taukah kau, ternyata aku bisa melihat arwah".
      "Oke, ini absurd", kataku dengan wajah tak percaya. "Mungkin disaat seperti ini kita hanya membutuhkan dua cangkir teh hangat dan kau harus menceritakan awal mula hal ini terjadi padamu", tambahku
      "Ya baiklah Kat, kau mungkin memang sahabat terbaik yang pernah ku temukan" katanya dengan wajah yang tampak berusaha untuk tersenyum itu.
      "Bukankah aku memang teman terbaikmu, jadi hilangkanlah kata mungkin di kata katamu tadi Tina" candaku padanya agar bisa melumerkan suasana hatinya yang sedang gelisah itu, dan kemudian aku pun melangkahkan kakiku ke dapur untuk membuatnkanya secangkir teh hangat yang telah kujanjikan padanya.


to be continued........